Sabtu, 26 September 2015

Paham-paham yang pernah dianut pada masa pergerakan nasional beserta tokohnya

Jika saya lahir di zaman pergerakan nasional indonesia, maka saya akan mengikuti Budi Utomo. Mengapa? Karena Budi Utomo meruakan organisasi pelopor yang menyebabkan lahirnya organisasi-organisasi lain. Meskipun Budi Utomo tidak memfokuskan diri pada bidang politik tapi Budi Utomo telah memajukan Indonesia di bidang lain yang tak kalah penting seperti ekonomi, sosial, dan budaya.
Paham-paham yang pernah dianut pada masa pergerakan nasional beserta tokohnya:
1.      Nasionalisme
a.      Joseph Ernest Renan (1823-1892)
Menyatakan bahwa bangsa adalah segerombolan manusia yang mau bersatu, di mana syarat persatuan adalah kehendak untuk bersatu. Contoh negaranya adalah Swiss.
b.      Otto Bauer (1882-1939)
Menyatakan bahwa bangsa adalah perasaan perangai dan tingkah laku dalam memperjuangkan persatuan dan nasib yang sama. Contohnya adalah nasionalisme Asia-Afrika.
c.       Hans Kohn
Menyatakan bahwa bangsa adalah paham dengan penekanan pada kesetiaan tertinggi individu yang harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
d.      Louis Snyder
Menyatakan bahwa nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politik, ekonomi,sosial dan intelektual pada suatu taraf dalam sejarah. Contohnya adalah timbulnya nasionalisme Indonesia.

2.      Sosialisme
a.      Karl Marx
Dalam buku Historis Materialisme mengatakan bahwa jalan sejarah ditentukan oleh material secara dialektis (these – antithese – synthese) menuju suatu masyarakat yang sosialis.
b.      Robert Owen (1771-1858)
Menyatakan bahwa perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia itu mempunyai kemauan bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan.
c.       Sir Thomas More
Pencetus sistem sosialisme utopis. Istilah sosialis utopis berasal dari buku beliau “utopia”, dimana More memimpikan suatu negara impian, dimana semua milik merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama. Makanan serta segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula.

3.      Komunisme
a.      Lenin
Merupakan pencetus dasar ide Komunisme Internasional sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
b.      Karl Marx
Karl Heinrich Marx atau Karl Marx (1818-1883) seorang filsuf, ideolog, dan pencetus paham Marxisme-Komunisme melalui bukunya Manifest der Kommunistischen Partei (Manifesto Komunis, 1848).

4.      Liberalisme
a.      John Locke
John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’. Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
b.      Martin Luther
Mempelopori gerakan reformasi gereja.

5.      Pan Islamisme
a.      Jamaluddin Al-Afghani
Pemikiran Afghani tentang Pan Islamisme ini berawal perjuangannya dari satu negeri ke negeri muslim lainnya, kemudian kepindahan Afghani dari Mesir ke London seterusnya ke Paris, telah membuat garis baru dalam perjuangannya, dari pembaharuan keagamaan dan kemerdekaan kepada kemerdekaan umat Islam secara global di berbagai negeri muslim. Gerakannya berubah berubah alih dari orientasi nasionalisme ke solidaritas internasional yang Islami.
b.      Muhammad Abduh
Menurut Abduh, apapun bentuk sistem pemerintahan yang relevan dianut, terutama jika bentuk khilafah masih tetap menjadi pilihan sebagai model pemerintahan, maka bentuk demikian pun harus mengikuti perkembangan masyarakat. Ini mengandung makna bahwa apa pun bentuk pemerintahan, Abduh menghendaki suatu pemerintahan yang dinamis. Dengan demikian, ia mampu mengantisipasi perkembangan zaman.
c.       Rasyid Ridho
Menurut beliau, salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah karena perpecahan di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, Rasyid Ridha pun tertarik pada ide persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah) dan ingin agar umat Islam bersatu kembali. Dan tunduk dalam suatu pemerintahan yang berbentuk negara. Bentuk negara yang dianjurkan adalah negara dalam bentuk kekhalifahan. Beliau sangat menentang paham nasionalisme, serta gencar memberantas berbagai bentuk bid’ah dan fatalisme.

sumber:
wikipedia.com
atrikafinuca.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar