Sabtu, 26 September 2015

Pahlawan yang Namanya Dijadikan Nama Jalan di Luar Negeri

1. Soekarno
Picture
 - Ahmed Sokarno St. (Mesir)







 - Rue Soukarno (Maroko)
Picture
2. Muhammad Hatta
  - Mohammed Hattastraat. (Belanda)
http://www.isigood.com/wp-content/uploads/2015/09/
3. Kartini
  - R.A. Kartinistraat (Belanda)
Picture


4. Munir
  - Munirstraat (Belanda)

http://indoleader.com/images/

5. Sutan Syahrir
  - Sutan Sjahrirstraat (Belanda)

6. Irawan Soejono
  - Irawan Soejonostraat (Belanda)
http://detakberita.com/wp-content/uploads/2015/04/


Sumber:
google image

Kelebihan dan Kekurangan Perjuangan Diplomasi Indonesia

Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan adalah melalui diplomasi. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan perjuangan melalui jalur ini

Kelebihan :
1. Tidak adanya kerugian berupa jiwa dan harta
2. Mencapai damai tanpa perang
3. Belajar menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
4. Dapat mencapai kesepakatan yang bisa diterima oleh kedua pihak
5. Masalah Indonesia diakui dan diselesaikan secara Internasional (De Jure)

Kekurangan :
1. Diplomasi akan kurang efektif bila tidak kunjung sepakat
2. Terkadang hanya menguntungkan salah satu pihak
3. Dapat memicu reaksi agresif pasca hasil perundingan dari kedua pihak yang berkonflik
4. Kurangnya tanggung jawab sehingga terlaggarnya hasil diplomasi yang justru memicu konfrotasi
5. Tidak mewakili seluruh keinginan rakyat Indonesia karena hanya perwakilan yang mengikuti diplomasi
6. Akan menimbulkan mosi tidak percaya kepada diplomat yang mewakili Indonesia saat hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan rakyat.

Paham-paham yang pernah dianut pada masa pergerakan nasional beserta tokohnya

Jika saya lahir di zaman pergerakan nasional indonesia, maka saya akan mengikuti Budi Utomo. Mengapa? Karena Budi Utomo meruakan organisasi pelopor yang menyebabkan lahirnya organisasi-organisasi lain. Meskipun Budi Utomo tidak memfokuskan diri pada bidang politik tapi Budi Utomo telah memajukan Indonesia di bidang lain yang tak kalah penting seperti ekonomi, sosial, dan budaya.
Paham-paham yang pernah dianut pada masa pergerakan nasional beserta tokohnya:
1.      Nasionalisme
a.      Joseph Ernest Renan (1823-1892)
Menyatakan bahwa bangsa adalah segerombolan manusia yang mau bersatu, di mana syarat persatuan adalah kehendak untuk bersatu. Contoh negaranya adalah Swiss.
b.      Otto Bauer (1882-1939)
Menyatakan bahwa bangsa adalah perasaan perangai dan tingkah laku dalam memperjuangkan persatuan dan nasib yang sama. Contohnya adalah nasionalisme Asia-Afrika.
c.       Hans Kohn
Menyatakan bahwa bangsa adalah paham dengan penekanan pada kesetiaan tertinggi individu yang harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
d.      Louis Snyder
Menyatakan bahwa nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politik, ekonomi,sosial dan intelektual pada suatu taraf dalam sejarah. Contohnya adalah timbulnya nasionalisme Indonesia.

2.      Sosialisme
a.      Karl Marx
Dalam buku Historis Materialisme mengatakan bahwa jalan sejarah ditentukan oleh material secara dialektis (these – antithese – synthese) menuju suatu masyarakat yang sosialis.
b.      Robert Owen (1771-1858)
Menyatakan bahwa perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia itu mempunyai kemauan bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan.
c.       Sir Thomas More
Pencetus sistem sosialisme utopis. Istilah sosialis utopis berasal dari buku beliau “utopia”, dimana More memimpikan suatu negara impian, dimana semua milik merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama. Makanan serta segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula.

3.      Komunisme
a.      Lenin
Merupakan pencetus dasar ide Komunisme Internasional sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
b.      Karl Marx
Karl Heinrich Marx atau Karl Marx (1818-1883) seorang filsuf, ideolog, dan pencetus paham Marxisme-Komunisme melalui bukunya Manifest der Kommunistischen Partei (Manifesto Komunis, 1848).

4.      Liberalisme
a.      John Locke
John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’. Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
b.      Martin Luther
Mempelopori gerakan reformasi gereja.

5.      Pan Islamisme
a.      Jamaluddin Al-Afghani
Pemikiran Afghani tentang Pan Islamisme ini berawal perjuangannya dari satu negeri ke negeri muslim lainnya, kemudian kepindahan Afghani dari Mesir ke London seterusnya ke Paris, telah membuat garis baru dalam perjuangannya, dari pembaharuan keagamaan dan kemerdekaan kepada kemerdekaan umat Islam secara global di berbagai negeri muslim. Gerakannya berubah berubah alih dari orientasi nasionalisme ke solidaritas internasional yang Islami.
b.      Muhammad Abduh
Menurut Abduh, apapun bentuk sistem pemerintahan yang relevan dianut, terutama jika bentuk khilafah masih tetap menjadi pilihan sebagai model pemerintahan, maka bentuk demikian pun harus mengikuti perkembangan masyarakat. Ini mengandung makna bahwa apa pun bentuk pemerintahan, Abduh menghendaki suatu pemerintahan yang dinamis. Dengan demikian, ia mampu mengantisipasi perkembangan zaman.
c.       Rasyid Ridho
Menurut beliau, salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah karena perpecahan di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, Rasyid Ridha pun tertarik pada ide persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah) dan ingin agar umat Islam bersatu kembali. Dan tunduk dalam suatu pemerintahan yang berbentuk negara. Bentuk negara yang dianjurkan adalah negara dalam bentuk kekhalifahan. Beliau sangat menentang paham nasionalisme, serta gencar memberantas berbagai bentuk bid’ah dan fatalisme.

sumber:
wikipedia.com
atrikafinuca.blogspot.com

Pergerakan Nasional Indonesia

A. PENGERTIAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Pada awalnya, berdirinya organisasi ini tidak ditujukan untuk perlawanan terhadap kaum penjajah, tetapi organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan. Hal yang demikian ini pula yang menjadi faktor awal berdirinya berbagai macam organisasi pergerakan nasional di Indonesia.


B.  LATAR BELAKANG

a. Faktor Intern
1) Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan sehingga menimbulkan tekad untuk menentangnya.
2) Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti zaman Sriwijaya dan Majapahit.
3) Munculnya kaum intelektual yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan nasional.

b. Faktor Ekstern
1) Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.
2) Adanya Gerakan Turki Muda 1908 di Turki.
3) Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905) menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa Barat.
4)  Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme mempercepat  timbulnya nasionalisme Indonesia.

C.  TOKOH-TOKOH
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.

Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist.

Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.

Samanhudi

Samanhudi belajar Agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo pada tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.

D. CIRI-CIRI PERGERAKAN NASIONAL SEBELUM DAN SESUDAH 1908

Sebelum
Ciri-cirinya adalah :
1.     
 Kurang adanya persatuan/ bersifat kedaerahan
2.     
 Faktor persenjataan masih sangat sederhana/ menggunakan senjata tradisional
3.     
 Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau golongan bangsawan

Sesudah
Ciri-cirinya adalah :
1. perjuangan bersifat nasional
2. pimpinan perjuangan ditentukan berdasarkan kemauan, kemampuan, kecerdasan dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan kharisma.
3. perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan perjuangan tertangkap atau meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap saat.
4. perjuangan diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah dan alat perjuangan.
5. sudah menggunakan senjata yang modern.
6. cita-cita perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara Indonesia merdeka dan berdaulat.
7. perjuangan untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan pribadi/golongan.



E.  ORGANISASI

1.     
 Pelopor pergerakan
·        
 Sarekat Islam
·        
 Indische Partij

2.     
 Masa Radikal
·        
 Perhimpunan Indonesia (PI)
·        
 Partai Komunis Indonesia (PKI)
·        
 Nahdlatul Ulama (NU)
·        
 Partai Nasional Indonesia (PNI)


3.      Masa Moderat
·         Partindo 1931
·         PNI Baru 1931
·         Partai Indonesia Raya


Sumber:
http://robinvanmurdock.blogspot.co.id
wikipedia.com