1.
Kehidupan
Prasejarah Indonesia
Masa prasejarah adalah zaman dimana belum dikenalnya
tulisan. Indonesia juga mengalami masa prasejarah tersebut. Masa Pra Sejarah di
Indonesia terbagi menjadi 2 zaman: zaman batu dan zaman logam. Zaman batu
terbagi lagi menjadi paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, dan
megalithikum. Sedangkan zaman logam terbagi menjadi zaman tembaga, perunggu,
dan besi. Namun di beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia tidak
mengalami zaman tembaga dan langsung memasuki zaman perunggu.
2. Zaman
Batu
Zaman Batu terjadi
sebelum logam dikenal dan alat-alat
kebudayaannya terbuat dari batu disamping dari kayu dan tulang.
·
Paleolithikum
Paleolithikum disebut juga zaman batu tua. Peralatan dari batu yang amat kasar,
menandai permulaan zaman Paleolitikum Tua. Pada masa ini mulai muncul peralatan
dari batu yang lebih dikenal dengan tradisi peralatan Oldowan. Karakteristik
tradisi alat ini adalah bahwa ia merupakan alat penetak untuk segala keperluan,
cara pembuatannya dengan menggunakan system benturan, yaitu memukuli bahan baku
dengan batu lain atau memukulkan bahan baku tersebut pada batu besar untuk
melepaskan kepingan-kepingannya. Meskipun dalam segi hasil alat penetak ini
masih amat kasar, tapi tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi
yang penting bagi Hominida Purba
Ciri-ciri kehidupan pada zaman paleolithikum adalah:
- Masyarakatnya belum memiliki rasa estetika (disimpulkan dari kapak genggam yang bentuknya tidak beraturan & bertekstur kasar)
- Belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang dimiliki belum dapat digunakan untuk menggemburkan tanah).
- Memperoleh makanan dengan cara berburu (hewan) dan mengumpulkan makanan (buah-buahan & umbi-umbian).
- Hidup nomaden (jika sumber makanan yang ada di daerah tempat tinggal habis, maka masyarakatnya harus pindah ke tempat baru yang memiliki sumber makanan).
- Hidup dekat sumber air (mencukupi kebutuhan minum & karena di dekat sumber air ada banyak hewan & tumbuhan yang bisa dimakan).
- Hidup berkelompok (untuk melindungi diri dari serangan hewan buas).
- Sudah mengenal api (bedasarkan studi perbandingan dengan Zaman Palaeolithikum di China, dimana ditemukan fosil kayu yang ujungnya bekas terbakar di dalam sebuah gua).
Berdasarkan penemuan fosil manusia
purba, jenis manusia purba hidup pada zaman
Paleolitikum adalah:
1.
Pithecanthropus
Erectus
2.
Homo
Wajakensis
3.
Meganthropus
paleojavanicus
4.
Homo
Soliensis.
Fosil ini ditemukan di aliran sungai
Bengawan Solo.
Artefak pada zaman paleolithikum
antara lain:
1.
Kapak
genggam (menggali umbi, memotong dan menguliti binatang)
2.
Kapak
perimbas (merimbas kayu, memahat tulang, dan sebagai senjata)
3.
Alat-alat
dari tanduk rusa (untuk mengorek ubi dan keladi dalam tanah)
4.
Flakes
(terbuat dari batu chalcedon untuk mengupas makanan)
·
Mesolithikum
Mesolithikum disebut juga zaman batu
tengah. Zaman batu tengah diperkirakan berlangsung 20.000 tahun yang lalu,
yaitu selama kala holosen. Dalam zaman ini, alat-alat yang dihasilkan sudah
lebih baik karena alat dari batu sudah mulai diupam dan dihaluskan pada bagian
tertentu yang diperlukan.
Ciri-ciri kehidupan pada zaman
mesolithikum adalah:
1.
Sudah
mengenal rasa estetika (dilihat dari peralatannya seperti kapak Sumatra, yang
bentuknya sudah lebih beraturan dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan
kapak gengggam pada Zaman Paleolithikum)
2.
Masih
belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang ada pada zaman itu masih
belum bisa digunakan untuk menggemburkan tanah)
3.
Gundukan
Kjokkenmoddinger yang dapat mencapai tinggi tujuh meter dengan diameter
tiga puluh meter ini tentu terbentuk dalam waktu lama, sehingga disimpulkan
bahwa manusia pada zaman itu mulai tingggal menetap (untuk sementara waktu,
ketika makanan habis, maka harus berpindah tempat, seperti pada zaman
Palaeolithikum) di tepi pantai.
4.
Peralatan
yang ditemukan dari Abris Sous Roche memberi informasi bahwa manusia
juga menjadikan gua sebagai tempat tinggal.
Artefak pada zaman mesolithikum
antara lain:
1.
Abris
sous roche: Abris sous roche adalah gua atau
ceruk di dalam batu karang untuk berlindung, digunakan sebagai tempat
tinggal manusia zaman prasejarah. Pendukung kebudayaan ini adalah manusia
papua melanesoid.
2.
Sampah
dapur (Kjokenmoddinger): Sampah
dapur ini berwujud kulit siput dan kerang yang menumpuk membentuk bukit selama
ribuan tahun sehingga sudah menjadi posil. Pendukung kebudayaan ini
adalah manusia papua melanesoid
3.
Kapak
Sumatra (Pepble): Kapak sumetra terbuat dari batu kali
yang di pecah berjenis kapak genggam yang sudah di gosok, walaupun belum halus.
Banyak ditemukan di daerah pantai Sumatra timur laut, Antara langsa (Aceh) dan
Medan (Sumatra Utara).
4.
Batu
pipisan: Batu pipisan berpungsi untuk
menggiling makanan dan menghaluskan cat merah (Diperkirakan berkaitan dengan
upacara kepercayaan). Batu pipisan terdiri atas batu penggiling dan landasannya
·
Neolithikum
Zaman Neolithikum disebut juga zaman batu muda. Zaman batu muda diperkirakan berlangsung kira-kira tahun
2000 SM. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sudah sangat maju. Dalam zaman
ini, alat yang dihasilkan sudah bagus. Meskipun masih terbuat dari batu, tetapi
pada semua bagiannya telah dihaluskan dan persebarannya telah merata di seluruh
Indonesia.
Ciri-ciri kehidupan zaman
neolithikum adalah:
1.
Sudah dapat bercocok tanam
(food producing), namun masih terdapat kebudayaan berburu dan meramu
2.
Sedenter (Sudah menetap)
3.
Alat-alat nya berasal dari
batu yang sudah dihaluskan
Pada zaman ini mulai muncul homo sapiens dan bangsa Proto
Melayu. Seperti suku Nias, suku Toraja, suku Sasak dan Suku Dayak.
Artefak pada zaman neolithikum
antara lain:
- Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
- Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa.
- Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
- Pakaian dari kulit kayu
- Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
·
Megalithikum
Antara zaman neolitikum dan zaman
logam telah berkembang kebudayaan megalithikum, yaitu kebudayaan yang
menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan
megalithikum justru pada zaman logam.
Ciri-ciri kehidupan pada zaman
megalithikum:
1.
Menggunakan
media batu-batu besar sebagai alatnya
2.
Mulai
mengenal kepercayaan (animism, dinamisme, totemisme)
3.
Food
producing, sudah tidak berburu dan meramu
Artefak pada zaman megalithikum
antara lain:
- Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.
- Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang
- Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
- Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
- Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup
- Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
C. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya
menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam,
yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah
liat dan lilin
yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian
karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan
pekerjaan tangan. Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari
perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang
ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat
perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
·
Perunggu
Pada zaman Perunggu/disebut juga dengan
kebudayaan Dongson-Tongkin China (pusat kebudayaan ini) manusia purba sudah
dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras
Ciri-ciri kehidupan pada zaman
perunggu:
1.
Sudah
mengetahui tentang pertukangan sederhana
2.
Banyak
digunakan peralatan yang terbuat dari perunggu
3.
Sudah
memiliki upacara keagamaan
Artefak pada zaman perunggu antara
lain:
- Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
- Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
- Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
- Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
·
Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat
melebur besi
dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan
besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi,
yaitu ±3500 °C.
Ciri-ciri kehidupan pada zaman besi:
1.
Peralatan
sudah terbuat dari besi
2.
Semakin
berkembangnya tekhnik perundagian
3.
Sudah
mengenal tekhnik a cire perdue
4.
Alat
yang dihasilkan cenderung berupa senjata
Artefak pada zaman besi antara lain:
- Mata Kapak bertungkai kayu
- Mata Pisau
- Mata Sabit
- Mata Pedang
- Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di
Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar